Selasa, 23 September 2014

Secarik puisi dalam “Pudarnya Pesona Ceopatra“


Mas kawin untuk bidadariku
Adalah sekuntum bunga melati
Yang aku petik
Dari sujud sembahyangku
Setiap hari

Buah cintaku
Dengan bidadariku
Adalah menggendong tempayan-tempayan kemanfaatan
Bagi manusia dan kemanusiaan
Pada setiap tempat, pada stiap zaman

Mereka lahir demi kesejatian sebuah pengabdian
Dalam abad-abad yang susah,
abad-abad tidak mengenal tuhan
abad-abad hilang naluri kemanusiaan
abad-abad berkuasa rezim-rezim kemungkaran
dan mereka tetap kekar dan setia
membela kebenaran
dan keadilan

estafet perjuangan kami berkelanjutan
sambung-menyambung pada setiap generasi
tak berpenghasilan
terus bergerak
mengaliri ladang-ladang peradapan

seperti cintaku
pada bidadariku
yang terus tumbuh
semakin subur
dari hari ke hari
laksana kalimat-kalimat suci
di hati para salehin
di hati para nabi



Habibburrahman el shirazy




Tidak ada komentar:

Posting Komentar